LabSchNews, 14/11/24. Sekolah Lab Undiksha menyelenggarakan Wokshop Pendidikan Literasi Mitigasi Bencana dengan Membangun Kesadaran Risiko Sejak Dini di Lingkungan Sekolah. Kegiatan dilaksanakan di Gedung Auditorium Sekolah yang dihadiri Pengelola Yayasan, Direksi, Kepala Sekolah dan siswa lintas jenjang (TK, SD, SMP & SMA) di lingkungan Sekolah Lab Undiksha.
Direktur Sekolah Lab Undiksha, Prof. Dr. Ida Bagus Made Astawa, M.Si. menyampaikan dalam sambutannya, literasi mitigasi bencana dalam pendidikan sangat penting untuk menyiapkan generasi yang sadar akan risiko bencana dan memiliki kemampuan menghadapi ancaman tersebut. Buleleng khususnya dengan risiko terhadap berbagai bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami, banjir. Faktor geografis dan geologis menjadikan faktor rentan terhadap bencana. Kondisi ini menuntut adanya kesiapan sejak dini, terutama di kalangan anak-anak dan remaja yang banyak menghabiskan waktu mereka di sekolah.
Narasumber Kadek Ryan Surya Negara, S.Pd., M.Si. melalui materi yang disampaikan pada literasi mitigasi bencana agar siswa lebih sadar akan potensi bencana yang bisa terjadi di lingkungan mereka, baik itu gempa bumi, banjir, atau bencana lainnya, dan mengerti cara merespons dengan benar. Dengan mengembangkan literasi mitigasi bencana ini sejak dini, sekolah membantu membangun budaya siaga yang bisa memperkecil dampak bencana pada masa mendatang.
Disela-sela workshop seluruh siswa diajak membuat majalah dinding mengenai tema literasi mitigasi bencana. Mengimplementasikan literasi mitigasi bencana melalui majalah dinding di sekolah adalah cara efektif untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan siswa tentang kesiapsiagaan bencana. Dengan menyajikan informasi melalui infografis, peta risiko, panduan langkah mitigasi, dan aktivitas edukatif lainnya, mading dapat menjadi media yang menarik dan interaktif. Mading tidak hanya menyajikan edukasi, tetapi juga mengajak siswa aktif memahami dan menerapkan langkah-langkah untuk menghadapi situasi darurat. Upaya ini berpotensi membangun budaya siaga bencana di lingkungan sekolah, yang pada akhirnya dapat membantu mengurangi risiko dan dampak bencana di masa depan.
Akhir kegiatan dilakukan sesi foto bersama dan diharapkan kegiatan workshop dan pembuatan mading bisa berkesinambungan karena dengan menyimak serta kreativitas siswa dalam menyusun konten mading ini, kesadaran mengenai mitigasi bencana dapat menyebar luas, menjangkau siswa dan warga sekolah secara efektif. Salam Ceria dan Salam Harmoni.



